Minggu, 25 November 2012

SUSTAINABLE AGRICULTUR (PERTANIAN BERKELANJUTAN)


SUSTAINABLE AGRICULTUR (PERTANIAN BERKELANJUTAN)

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation). Ada beberapa definisi yang menjelaskan batasan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Secara garis besar Zamor (1995) mengemukakan kriteria sistem pertanian berkelanjutan, yakni: Keberlanjutan Secara Ekonomi, Pola pertanian yang dikembangkan bisa menjamin infestasi dalam bentuk tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan petani, dan hasil yang didapat petani mencukupi kebutuhan keluarganya secara layak. Keberlanjutan ekonomi berarti juga meminimalkan atau bahkan meniadakan biaya eksternal dalam proses produksi pertanian.

A.    Sistem Pertanian dalam Konsep Pertanian Berkelanjutan
Ada beberapa sistem pertanian yang termasuk dalam lingkup pertanian berkelanjutan (sustaniable agriculture) yaitu:

1.      Sistem pertanian berinput rendah (low input farming system)
Sistem ini bertolak dari fakta bahwa kerusakan lingkungan disebabkan oleh banyaknya jumlah input yang digunakan petani. Juga karena tingginya biaya produksi pertanian. Dengan sistem ini petani menggunakan seminimal mungkin jumlah input (pupuk, pestisida, bahan bakar, tenaga kerja, uang) sehingga biaya produksi pun dapat ditekan sekecil mungkin. Demikian juga dengan efek negatif bahan-bahan input tersebut ke lingkungan menjadi lebih kecil.
2.      Sistem pertanian regenerative
Prinsip dalam sistem ini adalah memberikan kesempatan pada lahan untuk meregenarasi (memperbaiki) dirinya sendiri setiap selesai panen. Cara yang digunakan adalah dengan menambahkan pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau ke tanah setiap selesai panen. Dengan penambahan pupuk organik setelah panen, maka kesediaan hara tanah lebih banyak dan petani hanya perlu memberikan input tambahan yang diperlukan saja.

3.      Sistem Pertanian biodynamic
Prinsip dalam pertanian ini adalah memobilisasi mekanisme biologis tanah. Petani memanfaatkan organisme tanah misalnya bakteri dan cacing tanah yang bekerja memecah bahan organik menjadi unsur hara yang berguna dan tersedia bagi tanaman.

4.      Sistem pertanian organic.
Prinsip dalam sistem ini adalah mengharamkan penggunaan bahan kimia apapun jenisnya mulai dari pemilihan benih sampai pasca panen.

5.      Sistem pertanian Konservasi
Prinsipnya adalah mengkonservasi sumberdaya yang telah tersedia di lahan pertanian misalnya peningkatan sumber daya saluran air, sudut kemiringan tanah, kontur, ketebalan topsoil agar senantiasa ditingkatkan kualitasnya.

6.      Hidroponic
Yaitu sistem pertanian yang memisahkan tanah dari tanaman. Sistem ini mengontrol sepenuhnya pertumbuhan tanaman baik dari segi hara, suhu, cahaya dll.  Keuntungan sistem ini adalah penghematan dalam luas lahan dan penggunaan pestisida. Namun dibutuhkan lebih banyak nutrient, tenaga kerja, energi dan biaya.

7.      Polikultur (polycultures)
Polikultur adalah lawan dari sistem pertanian monokultur. sistem ini muncul karena akibat negatif penerapan monokultur misalnya meledaknya hama dan penyakit hingga menyebakan kegagalan panen total dalam sistem polikultur, petani mengusahakan banyak jenis dan varitas baik tanaman maupun ternak.

8.      Monokultur
Monokultur adalah penanaman satu jenis tanaman dl suatu urutan musim pd tanah yg sama (msl baik pd musim hujan maupun musim kemarau hanya ditanami padi)

Sabtu, 10 November 2012

Konservasi Tanah dan Air


KONSERVASI TANAH DAN AIR
A.      Pengertian
                 Konservasi tanah adalah usaha untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan tanah yang disebabkan oleh erosi. Sedangkan konservasi air sendiri adalah penggunaan air seefisien dan seefektif mungkin untuk pengairan pertanian maupun persawahan agar tidak terjadi banjir dan dapat terus digunakan meskipun kemarau panjang datang.
                  Konservasi tanah dan air memiliki hubungan yang sangat erat karena setiap perlakuan ataupun metode yang diberikan kepada sebidang tanah juga akan mempengaruhi konservasi air itu sendiri.

B.       Metode-metode konservasi Tanah dan Air
Metode konservasi tanah dan air dibagi menjadi tiga metode yaitu :
1).    Metode Vegetatif
          Metode vegetative adalah suatu cara pengolahan tanah miring dengan memanfaatkan tanaman atau biasa disebut tanaman pagar sebagai sarana konservasi tanah. Tanaman pagar ini nanti berfungsi untuk mencegah erosi, memperbaiki struktur tanah, menambah bahan organik tanah, mencegah pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperature tanah.

2).    Metode Mekanik
pencangkulan
pembajakan sawah
        Metode mekanik adalah cara pengolahan lahan tegalan (tanah darat) dengan menggunakan sarana fisik contohnya seperti tanah dan batu yang berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi, menampung dan mengalirkan aliran air ke permukaan. Contohnya pembuatan terras atau pengolahan tanah menurut kontur tanah seperti ( pembajakan, pencangkulan dan pemerataan) sehingga terbentuk alur-alur dan jalur tumpukan tanah yang memotong lereng.

3).    Metode Kimia
          Metode kimia adalah cara pengolahan lahan dengan menggunakan bahan-bahan kimia seperti  pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah yang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah agar tanah tetap resisten terhadap erosi serta dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman semusim pada tanah liat yang berat.

C.      Aplikasi Konservasi Tanah dan Air
terasering di Kulonprogo
                 Ada beberapa contoh penerapan/aplikasi konservasi tanah dan air di beberapa tempat pertanian maupun persawahan contohnya yaitu di daerah Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Petani didaerah ini menggunakan metode mekanik sebagai sarana konservasi tanah dan air pada  lahan persawahan yaitu dengan membuat alur mengikuti kontur tanah pada sepanjang lereng-lereng hingga membentuk penahan dari tanah yang menyerupai tangga lebar sebagai penahan aliran air dan erosi yaitu terasering atau yang biasa disebut sebagai sengkedan. Pembuatan terasering atau sengkedan ini sangat ampuh untuk mengatasi terjadinya longsor ataupun erosi ketika musim hujan datang. Air yang mengalir akan dengan sendirinya tertahan oleh penahan yang terbuat dari tanah. Terasering ini sangat cocok untuk wilayah pegunungan atau lereng-lereng pegunungan.

D.      Pustaka
http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/konservasi-tanah-dan-air/ diunduh 10 November 2012
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeNpnqzvRj0IjAld3Ne8uNtGlaagBxfDDxRMKAqkh201PjUXVgZrCCMZGjXSVox7RnxMa0ekAwg0gBDgRpQMhSfS9hNEfaU5MQXxZOvCoWHDXp4IDj9W_cAFhom2JhExoSaUpITcHVhGI/s1600/terasering1.jpg  diunduh 25 November 2012
http://kfk.kompas.com/image/preview/c2F3YWhfMC5qcGc%3D.jpg
http://diploma.gunadarma.ac.id/bisnis/asset/tiny/gudang/Image/DSCN0374.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1C9TBLDgY4hAPVhrohBlaHlpdnOpIRuyKfcwYvIfgUg5vQc_Rwhr8x3eLeozyFzwOd4zZfj2eT0KGMZB0BOiRhow80SQyTna4-Z-cs6c-YxBOdZGBN9Fr3bmMu3MMjLVW7h0FZHsXhXr_/s1600/Penanaman+sistem+lorong+%28+allay+cropping+%29+1.bmp